Dalam bait-bait yang penuh ambigu ini, mungkinkah semesta menitipkan banyak pesan yang ingin disampaikan. Jika pada manusia biasa, sewajarnya akan dititipi rasa cinta dan sayang kepada sesama makhluk, sebagai sebuah anugrah atau hanya sebagai ujian semata. Walaupun dalam kondisi manusia tersebut sedang tak ingin memiliki rasa atau menaruh rasa pada makhluk. Namun Semesta selalu mempunyai cara untuk membuka hati – hati yang terkunci.
Pada jalan panjang yang penuh histori tak ada sebuah pertemuan atau keadaan yang tak semestinya tak berarti. Hanya memang terkadang perlu waktu dalam mencari titik terang jawaban yang tersembunyi di setiap tabir dan liku-liku perjalanan.
Dalam cakrawala takdir yang berlangsung dan seiring matahari yang terus berputar. Tak mungkin jika tak ada benang merah kehidupaan disana. Hanya saja, Semesta yang masih berlika –liku memberi peta atas sebuah arti dari sebuah pertemuan dan sebuah keadaan yang mungkin berarti atau mungkin tidak berarti.
Pada sebuah pepatah mengatakan “jika seseorang tak berjodoh atau tak memiliki hutang pada kehidupan dimasalalu maka tak akan bertemu atau saling mengenal pada kehidupan dimasa kini”.
Judul: Anugraha Yang Semoga Amerta
Tebal: 237 halaman
Penulis: Musfarikhah
Ukuran: 14x21 cm
Penerbit: CV. Anagraf Indonesia
ISBN: Sedang diproses
top of page
Rp71,700.00Price
bottom of page
